MY DREAM Episode 3


Akupun berlari kearah ruang kelas diikuti Bagas.
Semua siswa berkumpul dan melihat sesuatu yang sedang tertempel di Papan Informasi Sekolah yang berada disamping pintu Ruang Guru.
“Ada apa ini?? Bubar semuanya!!”
Seorang Gurupun membubarkan kami semua. Aku tidak sempat melihat apa yang sedang dibicarakan disana. Aku bertanya pada Dinda. Dia adalah anak perempuan yang satu kelas denganku dan duduk dibelakangku (Episode 1).
“Ada apa din??” Tanyaku begitu penasaran.
“Ehm.. Clara. Dikeluarkan dari sekolah karena dia menjadi Model Majalah dewasa Rim... dia benar-benar mempermalukan sekolah kita. Tadi yang ditempel di Papan itu Surat pengeluaran Clara dari Sekolah ini. Murid-murid yang lain juga sudah tau.”
Dalam pikiranku berkutat tentang tawaran dari Studio itu.
“Rim..” Suara Bagas lagi-lagi membuyarkan lamunanku XD
“AHH.. bagas maaf, Din.. aku pergi dulu ya.. “ Aku segera meninggalkan mereka. Aku tidak mau mereka menyadari sikapku yang aneh akhir-akhir ini
Ahh. Untung saja aku kemarin langsung menolak tawaran mereka. Kalau saja aku menerimanya. Bukan tidak mungkin nasibku akan seperti Clara. Uhhh .. aku menarik nafas panjang.
Dan seperti biasa, aku pulang melewati jalan yang sama. Namun, mataku tak berhenti berputar kesekelilingku. Aku takut hal serupa akan terjadi kembali. Tapi, hingga sampai rumahpun aku tidak menemukan hal aneh. Semuanya aman-aman saja.
Malam ini, seperti malam biasa. Aku berhadapan dengan buku-buku sekolahku.
Drrttt.... Drrrrtttt
Handphoneku bergetar. Pesan masuk dari Bagas.
‘Rim, akhir-akhir ini kamu aneh banget. Ada masalah? Cerita sama aku !!’
Hatiku serasa melambung tinggi. Tak kusangka, Bagas begitu perhatian padaku. Dengan senyum merekah di bibirku, ku balas pesannya
‘Nggak ada koq. Emang kamu ngerasa aku gitu?’
Terpaksa aku berbohong padanya. Aku tidak mau dia tahu yang sebenarnya. Toh, aku juga mau melupakan kejadian itu. Drrrrttt.... Pesan balasan dari Bagas
‘Okey, aku nggak maksa kamu untuk cerita ke aku. Oiyah Rim, kamu suka nonton Fashion Show tidak?’
Aku lega, dan aku tahu. Bagas memang orang yang tepat. Aku tidak salah menyimpan rasa suka ini padanya. Segera kubalas pesannya
‘Memangnya ada apa Gas?’
‘Ummb.. nggak apa-apa kok. Aku punya dua tiket nonton Acara Fashion Show. Yahh. Kakak,ku semester akhir Sekolah Seni Busana. Kamu mau tidak, nonton sama aku?’
Haah? Kakak Bagas sekolah disana juga? Setahuku, Bagas punya satu kakak laki-laki. Tapi, kok bisa dia sekolah disana? Sekolah itukan tempat para orang aneh kemarin?
Banyak sekali pikiran yang muncul di benakku. Aku ingin sekali pergi bersama Bagas. Karena ini adalah kencan pertamaku. Tapi, disisi lain. Aku juga takut bertemu dengan mereka lagi. Bisa-bisa nasibku akan seperti Clara.
Kreekk...
Tiba-tiba pintu kamarku terbuka. Dengan sigap, aku membuka kembali buku-buku yang sempat tertutup oleh lamunanku.
“Rim.. kamu sudah tidur?”
“Ehh. Belum bu”. Jawabku
Ibupun duduk di ranjang tidur yang berada disamping meja belajarku. Kamarku yang semula redup dan hanya di terangi oleh lampu duduk yang berada diatas mejaku, sekarang telah nyala terang benderang karena ibu menyalakan lampu.
“Ibu harap, di Tess berikutnya, kamu bisa masuk Rim.. ibu akan sangat kecewa jika kamu gagal”. Ucap ibu sabil mengelus rambut hitamku yang lurus.
Aku hanya bisa terdiam mendengar perkataan ibu. Aku merasa bersalah. Selama ini, ibu telah banyak berjuang demi kami. Tapi, apa yang telah aku berikan padanya? Setiap menghadapi Tess, awalnya aku selalu dihadapkan dengan kegagalan. Namun, ibu selalu berada di belakangku dan memberiku support.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

FILOSOFI BANGUNAN TWIN TOWER DI UINSA

Tanah Keras Jadi Kendala Pembangunan Twin Tower di UINSA

Lirik Lagu EXO - SING FOR YOU ( Romanized + Terjemahan Indo )