MAHASISWA KPI UINSA KUNJUNGI JAWA POS
Jumat (22/05) Mahasiswa KPI semester
4 dan 6 UIN Sunan Ampel Surabaya melakukan kunjungan Studi Matakuliah
Jurnalistik Cetak di Gedung Jawa Pos yang terletak di Graha Pena lantai 4 Jln.
Ahmad Yhani Surabaya. Kunjungan ini merupakan kali pertama bagi Mahasiswa
semester 4. Melalui kegiatan ini, Mahasiswa bisa banyak mengetahui mengenai
sejarah awal mula berdirinya Jawa Pos, Rubrik-rubrik unggulan ari Jawa Pos yang
pernah diterbitkan (Seperti Deteksi, For Her, Evergreen dll).
Disamping itu, Jawa Pos ternyata
juga memiliki pabrik kertas sendiri yang terletak di Kota Gresik sebagai pusat
pembuatan kertas untuk koran-koran terbitan Jawa Pos sendiri. Yang lebih
mengagumkan lagi, sebagian besar koran yang diterbitkan oleh Jawa Pos adalah
terbuat dari kertas dengan bahan yang didaur ulang.
Selain itu, Mahasiswa juga bisa
mengetahui proses suatu media informasi seperti Jawa Pos bisa memperoleh
berbagai macam berita baik yang sifatnya Lokal maupun Internasional. Untuk
berita yang bersifat Nasional atau Lokal, Jawa Pos memiliki server yang
berisikan data informasi yang dikirimkan dari seluruh wartawan Jawa Pos Group
yang tersebar di seluruh Indonesia setiap harinya. Sedangkan berita yang
bersifat Internasional Jawa Pos mengakses database yang ada di beberapa belahan
dunia. Jawa Pos akan menerbitkannya jika memang berita yang berasal dari
database tersebut sangat populer atau sedang booming. Dengan kata lain,
pihak Jawa Pos tidak akan mengambil setiap berita yang masuk melalui database
tersebut.
Dalam kunjungan tersebut, Para
Mahasiswa juga diperkenankan untuk mengajukan pertanyaan kepada Bapak Rudy
selaku Kepala Redaktur yang pada kunjungan kali ini menjadi Narasumber. Salah
satu Mahasiswi semester 4 bernama Safinatun Nisa’ menanyakan tentang kasus
kesalahan penulisan berita yang pernah dialami oleh wartawan Jawa Pos. Menurut
Pak Rudy, seorang wartawan juga merupakan seorang manusia yang tidak luput dari
kesalahan. Fenomena salah tuls juga beberapa kali dialami oleh wartawan Jawa
Pos. Alhasil, Jawa Pos pun menuai beberapa kritik dan tuntutan dari pembaca dan
sesekali berhadapan dengan pihak kepolisian. Salah satu peristiwa tersebut
yakni kesalanan tulis dari kata Nabi menjadi babi. Peristiwa itu pun menjadi
kontroversi di kalangan umat yang agamis.
Komentar
Posting Komentar